Aku tidak tahu.
Aku harap bisa masuk
lebih dalam ke hidupmu,
kaukenakan seperti piama favorit
yang menempel di kulitmu hampir setiap malam.
Tetapi kau lorong gelap
yang hidup
atau labirin yang tidak ingin
dimasuki pula membiarkanku keluar.
Tanganmu pernah menyentuhku sesekali,
kehangatan yang tidak akan kulupakan,
yang tidak juga kudapatkan.
Cerita-cerita yang hendak
kukisahkan padamu kelak
di suatu malam yang panjang.
Saat semuanya menguap seperti pakaianmu
yang basah hingga siap ditubuhi kembali.
Tapi kau terlalu sering memberiku harapan.
Seumpama dari sebuah toko baju, menuju rumahmu.