Seperti halnya dia.
Tapi aku selalu suka mendengarkannya.
Atau pun melihatnya berjalan di hadapanku.
Dan berlalu seperti orang asing kebanyakan.
Aku sedang ingin pulang
ke dalam diriku.
Tapi aku tidak menemukan jalan keluar.
Semacam mencintai dirinya.
Aku selalu lupa jalan mana yang sudah kulewati.
Atau sudah sampai mana aku melangkah.
Kadangkala aku berpikir
Jika mencintainya seperti dipaksa berobat ke rumah sakit.
Aku akan pulang dan merasa cacat.
Dan suatu waktu apabila dia memintaku
pergi, tapi aku hanya akan melakukan tidur panjang. Karena dia adalah mimpi pertama yang selalu ingin kuingat.
Atau ketika aku menatap tubuhnya yang menjauh, tapi aku tidak ingin berteriak memanggilnya pulang. Karena aku tahu dia tidak suka lelaki yang banyak bicara.
Aku tidak tahu apakah sajak ini cukup membuat hatinya tersentuh.
Tapi aku sudah kehabisan cara untuk membuatnya menyukaiku.