Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Novel | Air Mata Wanita Jalang [1]

10 April 2019   17:13 Diperbarui: 22 April 2019   06:53 235 20
Pada akhirnya, semuanya hanya akan kembali ke tempat di mana semua ini bermula. Sambil duduk termangu di atas batu tepian dermaga, aku mengingat kembali kata-kata ibuku. Ibu bilang, walau pun kita seorang perempuan, kita harus berpendirian teguh, kita harus tangguh, tidak boleh cengeng, tidak boleh terlalu bergantung, apalagi sampai menangis hanya karena seorang laki-laki. Tapi ibu, bolehkah aku menangis hari ini? Bukan karena laki-laki, tapi untuk ibu. Rasanya sudah lama sekali aku tidak menangis untuk ibu. Mungkin seminggu yang lalu. Tunggu, sepertinya itu tidak terlalu lama kan, Bu?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun