"Kamu tau apa?! lebih baik diam!" bentak ibu Adnan.
Betapa terkejutnya Adnan ketika mendengar Ibunya berbicara dengan keras. Ia tak menduga keadaan seperti ini akan terus dialami. Sampai kapan Ia akan mendengar keributan di rumah ini.
"Kenapa? Apa di rumah ini udah ga ada kenyamanan?" tanya Adnan.
"Yang didengar setiap hari cuma keributan terus menerus. Mau sampai kapan begini?" lanjut Adnan.
Adnan bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan meja makan yang disuguhi dengan keributan bukan hidangan makan malam. Ia pun masuk ke dalam kamar dan membanting pintunya dengan keras.
BRAAAKKK!!!
Suara pintu kamar Adnan terdengar sampai ke ruang makan di mana tempar Ayah dan Ibunya bertengkar. Kedua orang tuanya hanya terdiam mendengar suara pintu yang ditutup dengan keras. Mereka pun meninggalkan meja makan tanpa suara yang tadi sempat memanas karena keributan.
"Aku ga bisa berada di situasi ini terus menerus," ucap Adnan sambil memijat keningnya.
Adnan pun berpikir bagaimana caranya menjernihkan pikiran yang saat ini berantakan. Ia tidak bisa terus menerus berada dalam kondisi seperti ini. Pikirannya semakin kacau dan hatinya tidak tenang karena pertengkaran kedua orang tuanya.
Kemudian ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja.
"Aku harus keluar cari udara segar" ujar Adnan.
Adnan segera mengambil kunci motornya. Ia yang tidak tahu arah hendak pergi kemana. Sejak tadi hanya berputar mengelilingi alun-alun.
"Ah males banget kalo rame begini".
Adnan melajukan pelan motornya. Ia mencari tempat yang pas agar dapat membuat tenang pikirannya.
"Kenapa sih mereka itu ribut terus?" gumam Adnan dalam hati.
Kedua orang tuanya memang selalu saja bertengkar. Entah apa yang mereka ributkan kali ini. Biasanya hal kecil pun akan menjadi bahan pertengkaran mereka.
"Ciiiihhh!! Sial! ini jalan raya, bukan tempat parkir".
Adnan pun berhenti sejenak untuk membeli minuman dan cemilan. Karena Ia tidak mau kelaparan saat menenangkan pikiran dan hatinya.
Kriiiingg... kriiinnngg...
Adnan menatap layar ponselnya. Ada sebuah panggilan masuk dari kontak yang bertuliskan Ibu.
"Mau ngapain lagi nih orang?"
Adnan memilih untuk tidak menjawab telepon tersebut. Ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas kecil yang dipakai. Kemudian Ia pun kembali meneruskan perjalanannya mencari tempat yang nyaman untuk menenangkan pikiran.
Sedari tadi ponsel Adnan terus menerus bergetar. Banyak pesan masuk dari Ibunya. Namun dari pesan tersebut tidak dibacanya.
Ada sebuh pesan baru dari Ibunya.
Adnan di mana kamu, nak? Ini sudah malam. Maafkan Ibu dan Ayah yang selalu bertengkar.
"Ciiihh!! jurus lama. Kali ini ga akan mempan. Aku udah capek dengan situasi yang begini" Adnan mengoceh sendiri dengan kesal.
"Mau sampai kapan sih mereka ribut mulu? mau sampai kapan keluarga ini ga akur?" Adnan mulai menitikkan air mata.
Ia menatap ponselnya dengan kesal. Tiba-tiba Adnan pun menangis. Perasaannya semakin tak karuan. Ia kembali melajukan sepeda motornya.
Setelah berputar lama mencari tempat. Akhirnya Adnan menemukan tempat yang cocok untuk menenangkan diri. Setelah memarkirkan sepeda motornya. Ia pun masuk ke dalam tempat tersebut dan mencari tempat duduk untuknya.
"Lumayan lah kalo di pojok begini ga terlalu rame" ujar Adnan sambil duduk di kursi taman.
"Haus juga ya muter-muter gitu doang".
Adnan pun membuka minuman yang dibelinya. Karena rasa hausnya tadi Ia menghabiskan satu botol dengan cepat.
GLEEEKKK...GLEEKKK..GLEEKKK....
Setelah beberapa jam Adnan berada di taman. Ia melihat layar ponsel dan melihat jam yang terpampang di layar ponsel.
"Gileee.... udah tiga jam di sini" Adnan pun terkejut.
"Tapi mau ngapain lagi ya? makanan udah abis, air mineral juga udah tiga botol. Balik aja kali ya? mmmmmm" Adnan pun berpikir sejenak.
"Yaudahlah balik aja. Kalo mereka ribut lagi, ya tinggal cabut lagi".
Adnan pun menuju ke tempat di mana motornya diparkirkan dan melajukan motornya ke arah pulang.
Sesampainya di rumah, Adnan terkejut karena mendapati pintu rumahnya belum terkunci. Setelah membuka pintu, Ayah dan Ibunya menatap Adnan yang baru saja tiba di rumah.
"Nak, maafin Ayah ya. Ayah ga pernah kasih ketenangan di rumah ini. Selalu ada aja keributan yang terjadi" ucap Ayah dengan menyesal.
"Ibu juga minta maaf. Kali ini Ibu dan Ayah berjanji ga akan ada lagi keributan di rumah ini." Ibu pun menyesali perbuatannya.
Adnan pun hanya mengangguk pelan.
"Adnan juga minta maaf karena pergi dari rumah tanpa pamit. Karena Adnan bener-bener capek denger keributan di rumah ini" timpal Adnan.
Akhirnya mereka pun saling berjanji untuk tidak lagi ada keributan di rumah ini. Dan kedua orang tua Adnan pun berjanji untuk lebih harmonis. Hal itu mereka lakukan karena mereka tidak mau Adnan pergi lagi dari rumah.