Adakah kau dengar suara, saat jingga sirna berbisik pada senja yang raib oleh malam yang ghaib, saat ombak lautan menghantam kerasnya bebatuan?
Aku beridiri menangkap angin, berharap ku mendengar suaramu bersamanya. Aku melihat langit, bertanya pada bintang - Â gemintang dimana kau berada. Lalu ku berlari, menembus sunyi dalam bayang kelam - kelam kehidupan.
Sampai akhirnya kumenyerah pada sebuah batu, yang menjadi ujung dari kerinduanku. Rindu dalam nestapa, bahwa nama mu tertulis disana.