Pagi itu, langit masih kelabu ketika suara ketukan keras menggema di pintu rumahku. Aku tahu siapa mereka. Pasti Pak RT dan rombongannya datang lagi dengan alasan "kebersihan lingkungan". Ketukan itu sudah terlalu sering terdengar di rumah ini. Mereka tidak pernah bosan datang, beralasan ingin membantu, padahal yang mereka inginkan adalah memastikan bahwa rumahku—atau lebih tepatnya diriku—berada dalam keadaan yang mereka anggap "normal". Aku memeluk bantal tua yang sudah mulai kusam, menyandarkan tubuhku ke dinding yang sudah lama tidak dicat, berharap mereka akan pergi begitu saja.
KEMBALI KE ARTIKEL