Hujan di Belitung datang tiba-tiba, deras dan lebat seperti kemurahan hati Bang Rustam. Aku tak pernah bisa menebak kapan hujan atau kemurahan hati itu akan muncul. Setiap pagi, aku menunggu bus di depan kedai kopi kecilku di Manggar, sambil mengawasi dagangan yang kutata rapi dalam kardus-kardus bekas. Lima kilo kopi bubuk dan tiga kilo kemplang siap kubawa ke Tanjungpandan.
KEMBALI KE ARTIKEL