Narendra Bayu mengangkat tangannya dengan gerakan halus namun tegas. Dalam sekejap, orkestra kecilnya di Yogyakarta terdiam, seperti air yang mendadak membeku di tengah riaknya. Gema nada-nada terakhir dari Symphony No. 40 karya Mozart menggantung di udara, memenuhi ruang latihan gedung tua yang menjadi saksi kerja keras mereka. Gedung ini, dengan dinding-dinding tinggi dan lantai kayu yang berderit, telah menjadi rumah kedua bagi Narendra selama dua puluh lima tahun terakhir.
KEMBALI KE ARTIKEL