Langit Jakarta menggelap lebih cepat sore itu. Awan-awan kelabu bergulung-gulung menyelimuti cakrawala, seolah menjadi pertanda akan datangnya badai yang tak terelakkan. Di ruang briefing Bandara Soekarno-Hatta, Kapten Firdaus menatap layar radar cuaca dengan dahi berkerut. Tangannya yang kokoh menggenggam erat surat peringatan dari maskapai yang baru diterimanya pagi tadi.
KEMBALI KE ARTIKEL