Anggap saja Anda dikasih tas. Kalau dari segi harga, standar aja tapi karena yang ngasih adalah bestie, tentu tas tadi menjadi sesuatu yang istimewa bagi Anda.
Apa jadinya jika tas tadi Anda gunakan sembarangan. Menaruh seenaknya, main lempar begitu selesai dipakai, udah gitu dicoret-coret oleh Anak anda atau dijadikannya alat bermain.
Kalau si pemberi sampai tahu tasnya digituin. Bagaiamana reaksinya? Marah? Kesel?
Kira-kira, dia mau ngasih hadiah lagi atau nggak?
Sebaliknya, jika anda menggunakannya dengan tepat, menjaga dan merawatnya dengan baik, apa yang akan terjadi. Tentu si pemberi hadiah akan merasa senang. Ia akan selalu mengingat Anda sebagai orang yang pandai berterima kasih.
Jika pemberi merasa senang, maka Anda akan diberikannya lagi sesuatu yang lebih indah.
Itulah sebenarnya makna bersyukur.
Ketika kita dititipi Allah berupa fisik yang sehat, kuat, mampu melakukan banyak hal. Sudahkah kita bersyukur? Sering melangkahkan kaki kemana, menggunakan mulut untuk apa saja, menggunakan tangan untuk apa, jangan-jangan apa yang kita perbuat selama ini membuat sakit hati si Pemberi.
Ketika kita dititipi Allah berupa harta, materi. Sudahkah kita bersyukur, sudahkah kita berbagi. Didapat dengan cara apa, menghalalkan segala cara? Yang penting banyak? Jangan-jangan perilaku kita membuat kecewa si Pemberi.
