Pendidikan doktoral dirancang untuk mencetak generasi intelektual yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap ilmu pengetahuan melalui penelitian orisinal dan mendalam. Mahasiswa doktoral, sebagai individu yang menempuh jenjang pendidikan tertinggi, diharapkan tidak hanya mampu memahami kompleksitas ilmu tetapi juga memiliki daya kritis yang tajam untuk menganalisis, memformulasi, dan mengembangkan ide-ide baru. Namun, realitas di lapangan menunjukkan adanya fenomena krisis pemikiran kritis yang mengkhawatirkan di kalangan mahasiswa doktoral. Fenomena ini memunculkan pertanyaan: apakah sistem pendidikan dan pembimbingan saat ini telah gagal mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis mahasiswa?
KEMBALI KE ARTIKEL