Dalam beberapa dekade terakhir, konsep World Class University (WCU) telah menjadi dambaan banyak perguruan tinggi di Indonesia. Label ini sering kali dianggap sebagai simbol keunggulan dan legitimasi institusi pendidikan tinggi di kancah global, menempatkan universitas-universitas tersebut sejajar dengan institusi terkemuka dunia. Bagi banyak pemangku kebijakan, WCU dianggap sebagai tolok ukur kemajuan dan daya saing bangsa di era globalisasi, sehingga mendorong berbagai kebijakan strategis untuk mengejar posisi dalam peringkat internasional. Namun, seiring dengan perubahan lanskap pendidikan nasional—diwarnai oleh tantangan lokal, tuntutan penguatan riset terapan, dan kebutuhan menghasilkan lulusan yang relevan dengan perkembangan teknologi—konsep ini mulai menghadapi kritik. Terlebih lagi, di era Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (DikTi Sain Tek) Kabinet Merah Putih, fokus kebijakan tampaknya mengalami pergeseran yang signifikan. Hal ini memunculkan pertanyaan mendasar: apakah WCU masih relevan sebagai tujuan utama perguruan tinggi di Indonesia, ataukah kita memerlukan paradigma baru yang lebih kontekstual dan inklusif?
KEMBALI KE ARTIKEL