Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Gus Baha, Ulama Nusantara Kontemporer

4 Oktober 2024   15:31 Diperbarui: 4 Oktober 2024   16:07 153 4
Figur KH. Bahauddin Nursalim (Gus Baha) sebagai ulama-intelektual di Indonesia kontemporer, semakin mengukuhkan wajah Islam Indonesia yang ramah dan moderat. Ulama yang memiliki genealogi intelektual sampai kepada Syekh Nawawi Banten ini, merupakan murni produk pesantren di Jawa, namun memiliki wawasan keislaman global. Gus Baha berhasil membangun kesadaran tentang pentingnya Islam yang moderat yang secara kritis, menolak wacana "Arabisasi" Islam yang justru belakangan menjadi tren di tanah air. Gaya pakaiannya yang khas Nusantara--dengan hem putih dan peci hitam-- memberikan warna tersendiri bagi kalangan masyarakat muslim di Indonesia. Keahliannya dalam penguasaan turats pesantren, ditambah dengan jaringannya dengan berbagai kampus semakin menambah kualitas intelektualnya semakin diperhitungkan. Gus Baha, merupakan figur ulama-intelektual penjaga tradisi pesantren, sekaligus membuktikan kepada publik, bahwa ilmu pesantren yang oleh sementara kalangan di cap "tradisional" dan kehilangan relevansinya dengan pengetahuan modern, ternyata justru sebaliknya. Ilmu pesantren yang digali dari pengetahuan klasik ulama-ulama abad pertengahan, tetap menemukan relevansinya dalam konteks kehidupan modern. Itulah sebabnya, kampus seperti Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, tetap menganggap penting untuk mendiskusikan wacana-wacana ilmiah modern dengan tradisi keilmuan pesantren. Untuk alasan itu, UII kerap menggelar berbagai diskusi wacana keagamaan kontemporer dengan Gus Baha sebagai narasumber utamanya.  

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun