Ramai soal kitab suci yang disebut fiksi oleh Rocky Gerung, tak akan mengurangi sedikitpun keyakinan umat beragama terhadap isi kitab sucinya. Disebut fiksi, barangkali karena memang keterbatasan akal manusia dalam mengungkap rahasia keagungan-Nya. Akal manusia pasti terbatas, bahkan seringkali bertekuk lutut disaat tak mampu mengungkap pesan-pesan Tuhan yang tertuang dalam kitab suci. Kitab suci Al-Quran membagi redaksionalnya kedalam bentuk "
qhat'i" (pasti, jelas) dan "
dzanni" (perkiraan, tidak jelas). Keduanya hanya mampu diungkap oleh mereka yang benar-benar mendasarkan nalarnya pada keimanan, karena tanpanya, akal manusia gagal menangkap setiap pesan yang dimaksud oleh teks dalam kitab suci tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL