Sudah sejak terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar, banyak kader internal partai yang kemudian memprotes atau bahkan menolak, karena kendali Golkar di tangan Setya hanya akan membungkam kekritisan Golkar terhadap pemerintah. Golkar, sepanjang dipimpin dua orang ketua sebelumnya, Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie, memperlihatkan sikap politiknya yang bisa dikatakan "netral" dan mampu membangun sikap kritis yang lebih bermartabat. Walaupun tipikal Golkar selama ini cenderung mendukung pemerintah, namun tak mengurangi sikap kritisnya, bahkan mampu membuat partai politik tertua ini tampak semakin solid. Keretakan internal Golkar saat terjadi dualisme kepempinan antara Aburizal dan Agung, tak membuat partai ini terpecah, karena kemudian Agung-pun menyatakan kesetiaannya atas kepemimpinan sah Aburizal.
KEMBALI KE ARTIKEL