Tulisan ini barangkali sekadar refleksi sejarah, bagaimana semangat Rasulullah menyatukan seluruh umat, agar tak menjadi sekat-sekat yang mempersempit sikap-sikap keumatan, kebangsaan bahkan kenegaraan. Pidato Rasulullah tentu saja masih sangat relevan dengan situasi dan kondisi zaman
now, yang seringkali banyak pihak yang "mempertentangkan" antara dirinya atau kelompoknya dengan kelompok atau golongan lain, sehingga jatuh dalam kubangan fanatisme atau sikap
ta'asshub golongan. Jika kemudian pidato Rasulullah ini sebagai bentuk "kritik" terhadap pidato politik Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, itu lain soal, karena memang secara faktual, mempunyai konteks tersendiri, kepada siapa dan apa tujuannya sebuah pidato itu disampaikan.
KEMBALI KE ARTIKEL