Namun, bukan itu sebenarnya, karena waktu magrib adalah waktu berkumpul keluarga dan disitulah peran Bapak lebih menonjol dibanding rentetan waktu sebelumnya. Bapak-lah yang gigih mengajarkan anak-anaknya mengaji setiap habis magrib dengan cara dan gayanya yang khas, "memaksa" agar semua anaknya bisa membaca Al-Quran. Jika ada saja yang belum bisa, Bapak tak segan-segan untuk memaksa agar mengulangi bacaan-bacaan Al-Quran hingga puluhan bahkan ratusan kali, sebuah paksaan yang waktu itu kadang sulit sekali diterima. Masih lekat dalam ingatan saya, ketika saya sulit mengeja kalimat "
wasjud waqtarib" (QS Al-'Alaq: 19), lalu Bapak memaksa saya untuk mengulangi kalimat itu hingga ratusan kali,
ya cuma kalimat itu saja!
KEMBALI KE ARTIKEL