Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Ramadan dan Humanisme yang Paradoks

21 Mei 2017   08:47 Diperbarui: 21 Mei 2017   09:17 400 3
Umat muslim akan menghadapi bulan Ramadhan sekitar satu minggu lagi, meski tetap harus menunggu keputusan Sidang Itsbat awal bulan Ramadhan oleh Kementrian Agama. Fenomena keagamaan menjelang Bulan Suci ini terasa mulai terlihat semakin akrab, tidak hanya masjid-masjid yang mulai berbenah, barang-barang “khas Ramadhan”pun ikut meramaikan etalase di beberapa toko, mall, atau pasar modern. Spanduk dan billboard tak ketinggalan, terpajang di jalanan dan sudut-sudut kota sekadar mengucapkan selamat datang kepada bulan yang penuh berkah ini. Saya tidak begitu tahu, apakah ucapan selamat datang bulan Ramadhan—dengan spanduk atau billboard ini juga memang menghiasi negeri-negeri mayoritas muslim lainnya di dunia. Walaupun bagi saya, terkadang ucapan selamat yang disertai foto pejabat, partai politik, ormas, tidaklah murni sebuah ucapan tulus menyambut kegembiraan hadirnya Bulan Suci.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun