Ternyata, bukan orang Cina saja yang sanggup membuat produksi massal terhadap barang-barang bermerek seakan-akan seperti asli, padahal kondisinya palsu. Orang-orang lokal pun ternyata telah banyak yang berbisnis model “asli tapi palsu” (aspal) melalui upaya
akal-akalan terhadap produk-produk bermerek yang telah ada tetapi dipalsukan. Kita memang harus mengakui, gempuran produk-produk Cina di pasaran, lambat-laun telah berhasil menggeser produk-produk lokal, karena memang dari sisi ongkos produksi, barang lokal terlihat jauh lebih mahal dibanding produk Cina. Meskipun demikian, orang-orang lokal, baik pedagang atau penggunanya tampak lebih menyukai produk-produk Cina yang relatif lebih murah meskipun kualitasnya buruk dibanding produk-produk lokal yang ada meskipun kualitasnya baik. Prinsip hidup orang Indonesia, jika dirata-ratakan menganut asumsi “yang penting murah”.
Mindset ini kemudian membangun sebuah anggapan bahwa barang-barang murah akan lebih digemari dibanding barang-barang lainnya yang lebih mahal meskipun jelas perbedaan kualitasnya. Jika orang Indonesia ditanya, lebih memilih mana antara bagus dan murah, maka orang Indonesia cenderung akan memilih yang murah.
KEMBALI KE ARTIKEL