Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Puasa dan Pembangunan Fatsoen Politik

11 Juni 2016   15:45 Diperbarui: 11 Juni 2016   15:56 36 2
Judul ini bukan untuk melihat bagaimana hubungannya antara politik dan puasa, atau melihat lebih jauh persoalan korelasi antar keduanya. Hanya saja, puasa yang merupakan kegiatan menahan diri dari segala hal yang dapat merusak yang diakibatkan “syahwat politik” yang besar seharusnya lebih dapat dikendalikan sehingga politik akan lebih bermakna sebagai hasrat atau keinginan yang positif, bukan ambisi terhadap kekuasaan yang cenderung negatif. Mengendalikan ambisi kekuasaan yang terkadang “menyimpang” sebetulnya tidak harus dimulai saat Ramadhan yang berkaitan dengan puasa yang dijalankan umat Muslim, tetapi bisa dimulai kapan saja tidak mesti terikat waktu. Ketika puasa dimaknai sebagai bentuk pengendalian diri manusia terhadap syahwat dan hawa nafsu kekuasaannya, maka perjalanan menuju gelanggang perebutan kekuasaan juga akan tempak lebih elegan, arif, beretika dan bisa memberi pelajaran yang baik kepada rakyat. Kita saat ini melihat, geliat Pilkada 2017 yang semakin dekat yang kebetulan dilalui bersamaan dengan bulan Ramadhan seharusnya dapat dijadikan momen positif untuk menahan diri atau mengendalikan hasrat dan ambisi kekuasaannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun