Yoyok Bekti Prasetyo, seorang ahli gizi, menjelaskan bahwa masalah malnutrisi pada anak merupakan salah satu faktor risiko utama kematian anak. Menurutnya, "Malnutrisi pada anak tidak hanya disebabkan oleh ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga seringkali berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi yang seimbang. Inilah yang menjadi tantangan besar bagi kita semua."
Pipit Permatasari, seorang ahli kesehatan masyarakat, menambahkan, "Edukasi gizi yang efektif tidak hanya meningkatkan pengetahuan ibu, tetapi juga mengubah pola pikir dan kebiasaan mereka dalam memberikan asupan gizi kepada anak. Ini adalah investasi jangka panjang bagi kesehatan anak-anak kita."
Henny Dwi Susanti, seorang praktisi kesehatan yang sering terlibat dalam program edukasi gizi di berbagai komunitas, mengungkapkan, "Pendekatan edukasi yang bisa dilakukan sangat beragam, mulai dari penyuluhan langsung, hingga media seperti booklet, leaflet, bahkan aplikasi teknologi yang dapat diakses dengan mudah oleh ibu-ibu di pedesaan sekalipun. Hal ini memungkinkan penyebaran informasi yang lebih luas dan efektif."
Edukasi gizi bagi ibu memang tidak hanya berbicara tentang pemberian informasi, tetapi juga tentang penerapan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Penting bagi pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat untuk bekerja sama agar program edukasi ini dapat diterima dan diimplementasikan dengan baik.