Swedia, salah satu negara yang dikenal dengan inovasi pendidikan, baru-baru ini mengambil langkah besar dengan kembali mengutamakan buku cetak dan tulisan tangan dalam proses belajar-mengajar. Keputusan ini didasarkan pada data yang menunjukkan penurunan kemampuan membaca siswa. Berdasarkan laporan
Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), skor membaca siswa kelas empat Swedia turun dari
555 poin pada tahun 2016 menjadi
544 poin pada tahun 2021. Langkah Swedia ini menjadi refleksi penting bagi sistem pendidikan di Indonesia, terutama dalam era digitalisasi pendidikan yang semakin masif.
Dampak Teknologi dalam Pendidikan
KEMBALI KE ARTIKEL