Panas matahari Surabaya siang itu terasa menyengat, sementara lalu lintas di depan sudah tampak seperti labirin penuh jebakan. Saya, dengan motor tua kesayangan, sedang berusaha mencari jalan tercepat untuk mencapai tujuan yang sebenarnya tidak jauh---hanya sekitar 200 meter dari tempat saya berdiri.
KEMBALI KE ARTIKEL