"Siapa aku?", dalam konteks filosof
is Barat, pertanyaan ini seringkali dianggap memerlukan jawaban substantif, tidak sekadar sebagai sarana introspeksi tanpa tujuan konkret.
David Hume (1751), misalnya, menolak gagasan tentang identitas diri yang tetap dan abadi dengan argumen bahwa diri hanyalah sekumpulan persepsi yang berubah-ubah tanpa esensi yang nyata atau persisten. Menurut Hume, pencarian (
inquiry) atas 'diri' yang abadi adalah usaha yang sia-sia karena apa yang kita anggap sebagai 'diri' hanyalah kumpulan momen kesadaran yang sementara.
KEMBALI KE ARTIKEL