Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humor Pilihan

Humor: Abu Nawas Juara Jalan Mundur Terlama

12 April 2024   12:33 Diperbarui: 12 April 2024   12:37 212 4
Pada suatu hari, di sebuah perusahaan yang telah berdiri selama 50 tahun, para dewan komisaris ingin memberikan pesan unik dan humoris bahwa perusahaan mereka perlu melakukan pembaruan strategi, atau dengan kata lain, perlu "mundur sejenak untuk melompat lebih jauh". Mereka pun mengadakan Lomba Jalan Mundur yang sangat tidak biasa.

Lomba ini diadakan tepat pada hari ulang tahun perusahaan yang ke-50, mengharuskan semua pimpinan dan karyawan berjalan mundur mengelilingi area perusahaan sebanyak empat belas kali. Semua peserta terlihat kocak, ada yang nyaris terjatuh, ada pula yang salah arah, membuat tawa riuh rendah menggema di seluruh area.

Namun, yang paling mencuri perhatian adalah sang Direktur Utama, Pak Abu Nawas. Dikenal cerdik dan penuh akal, Abu Nawas memiliki strategi unik. Sambil berjalan mundur, ia terus melambat dan sering kali berhenti untuk 'mengagumi' pemandangan sekitar atau 'tersesat' kecil. Peserta lain, termasuk para wakil direktur dan manajer, semuanya berusaha keras untuk menjadi yang terdepan, menunjukkan semangat kompetisi yang tinggi.

Saat hampir semua peserta telah mencapai garis finis, hanya Abu Nawas yang masih santai berjalan di belakang. Peserta dan penonton yang sudah berkumpul di garis finis mulai bersorak, mendorong dan memberi semangat kepadanya. Dengan senyum khasnya, Abu Nawas melambai-lambaikan tangan, seolah-olah sedang berparade bukan berlomba.

Akhirnya, dengan penuh gaya, Abu Nawas melintasi garis finis---sebagai yang terakhir. Saat ditanya mengapa ia sengaja menjadi yang terakhir, Abu Nawas hanya tertawa dan berkata, "Dalam lomba mundur, yang terakhir itu yang paling mengerti makna mundur. Saya hanya ingin memastikan bahwa semua rekan saya sudah siap untuk melangkah maju sebelum saya!"

Para peserta dan penonton pun tertawa lepas mendengar jawaban Abu Nawas yang penuh humor dan kearifan. Perayaan ulang tahun perusahaan itu tidak hanya menjadi momen untuk merenungkan strategi mundur, tetapi juga mengingatkan semua orang bahwa terkadang, cara terbaik untuk maju adalah dengan belajar dari kesalahan di masa lalu---dan sesekali, dengan cara mundur.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun