Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

TikTop Shop, Kau Pergi Meninggalkan Luka

5 Oktober 2023   06:37 Diperbarui: 5 Oktober 2023   06:40 115 6
Di sebuah kota kecil di sebuah pulau kecil di Indonesia, Raisa, seorang ibu muda, menatap layar ponselnya dengan mata berkaca-kaca. Beberapa bulan terakhir, ia telah membangun bisnis onlinenya melalui TikTok Shop, sebuah platform e-commerce yang terintegrasi dengan media sosial. Baginya, ini bukan hanya soal menjual produk, tetapi juga mengenai membangun kisah, hubungan, dan komunitas dengan pelanggannya. Namun, semua usahanya seakan runtuh dalam sekejap ketika pemerintah memutuskan untuk melarang penjualan melalui aplikasi tersebut.

"Dulu, saya berpikir bahwa kita hidup di era digital di mana segala-galanya mungkin. Siapa sangka bahwa pemerintah bisa begitu cepat menghancurkan mimpi-mimpi kecil seperti milikku?" keluh Raisa.

Sebuah kedai kopi di ujung jalan menjadi saksi bisu pertemuan antara Raisa dan beberapa seller lainnya yang menghadapi nasib serupa. Ada rasa kehilangan, tetapi lebih dari itu, ada rasa ketidakpercayaan. "Mereka bilang ini demi UMKM, tetapi apa yang mereka lakukan sebenarnya menghancurkan UMKM seperti kita," kata salah seorang di antaranya.

Konsumen juga tidak luput dari dampaknya. Tika, seorang mahasiswi, dulu sering mencari produk-produk unik di TikTok Shop. Baginya, berbelanja di sana bukan hanya soal membeli barang, tetapi juga soal pengalaman. "Ada keunikan saat berbelanja di TikTok Shop. Aku bisa melihat kisah di balik setiap produk. Tapi sekarang? Aku hanya bisa menatap layar dan merindukan semua itu," ujar Tika.

Ketika pemerintah mengatakan bahwa kebijakan ini adalah untuk melindungi konsumen dari penjualan lintas negara, ada pertanyaan yang muncul: Apakah pemerintah benar-benar memahami dinamika pasar digital saat ini? Dalam dunia yang serba cepat ini, apakah benar bahwa menghentikan satu platform adalah solusinya?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun