Namun, paradoksnya, di era digitalisasi, foto atau video, yang sebelumnya dianggap sebagai 'penguat yang sah,' saat ini dapat dengan mudah dimanipulasi hingga menjadi sangat sulit dibedakan dari objek asli. Kecerdasan buatan dan perangkat lunak pengolahan gambar kini memungkinkan pembuatan gambar yang terlihat realistis, membuat frasa "No Pic = Hoax" menjadi kurang relevan. Pada saat ini, kepercayaan kita pada realitas visual menghadapi dilema: apakah kita masih bisa percaya pada apa yang kita lihat?
Dalam konteks khusus ini, saya melanjutkan untuk menyelidiki diskusi tentang kebenaran dan keaslian di era digitalisasi dengan cermat. Penelitian tentang cara membedakan antara kenyataan dan pemalsuan semakin mendesak seiring berjalannya waktu. Di tengah kemajuan teknologi yang mengagumkan ini, bagaimana kita dapat memastikan bahwa apa yang kita anggap sebagai 'nyata' benar-benar autentik? Refleksi mendalam tentang kebenaran, realitas, dan ilusi dalam zaman kita menjadi tak terhindarkan.
***