Hatinya merasa lelah dengan semua kenangan itu. Seandainya melupakan itu mudah, tentu dia takkan merasa seperti ini. Cintanya kalah, dihadapkan pada kenyataan bahwa tak semua cinta berakhir dengan indah. Arya sering berkhayal, jika saja ia memiliki mesin waktu, ia akan kembali dan mengubah semua takdir cinta yang telah ia pilih.
Suatu hari, saat Arya sedang berjalan di taman kota, ia menemukan sebuah buku tua dengan judul "Mesin Waktu". Isinya berisi tentang bagaimana seseorang bisa melalui waktu hanya dengan kekuatan pikiran. Arya mencoba dan tiba-tiba ia berada di masa lalu, saat pertama kali bertemu Dewi. Semua berjalan seperti dulu, dan Arya memiliki kesempatan untuk memilih lagi. Namun, Arya sadar bahwa takdir bukanlah sesuatu yang bisa diubah begitu saja.
Ia kembali ke masa kini dengan pilihan untuk merelakan Dewi. Arya memutuskan untuk melanjutkan hidup, menemukan kebahagiaan lain tanpa terjebak dalam masa lalu. Tak lama kemudian, ia bertemu dengan Tara, seorang perempuan yang memiliki cerita serupa. Mereka saling menguatkan dan kini Arya merasa bahwa cinta bukanlah tentang memiliki, melainkan tentang bagaimana kita meresapi setiap momen dengan orang yang kita sayangi.
Ternyata, mesin waktu terbaik adalah hati dan pikiran kita. Terkadang, merelakan adalah jalan terbaik untuk menemukan kebahagiaan yang baru.