ringkih dan tertatih
terbatuk-batuk seraya bertasbih
barisan paling depan
azan ia serukan
imam pun dirinya jua
Dzuhur
masih saja ia
berjuang menuju shaf pertama
setelah bekerja di pagi buta
pada Rabbnya ia berdoa
Ashar
riuh orang pulang kandang
tak lekang hatinya, tetap menuju
barisan terdepan barisan idaman
uraikan cinta pada Khaliqnya
terlantun ma'tsurat dari lisannya
Maghrib
Rumah Allah mulai penuh
Sekelompok orang saling tunjuk
"Sampean saja Pak."
"Masnya saja."
"Silakan Pak di depan."
Geleng-geleng ia, ada orang maju ke hadapan Ilahi begitu enggannya
sementara untuk maju di hadapan manusia begitu angkuhnnya
Isya'
Hanya satu shaf tersisa
Senangnya ia bisa masuk yang pertama
Namun sedih ia
kenapa masjid semegah ini
semakin ringkih yang mengisinya
semakin sepi yang memakmurkannya...