Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sang Pemburu Shaf Terdepan

27 Oktober 2011   04:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:27 67 0
Subuh

ringkih dan tertatih

terbatuk-batuk seraya bertasbih

barisan paling depan

azan ia serukan

imam pun dirinya jua

Dzuhur

masih saja ia

berjuang menuju shaf pertama

setelah bekerja di pagi buta

pada Rabbnya ia berdoa

Ashar

riuh orang pulang kandang

tak lekang hatinya, tetap menuju

barisan terdepan barisan idaman

uraikan cinta pada Khaliqnya

terlantun ma'tsurat dari lisannya

Maghrib

Rumah Allah mulai penuh

Sekelompok orang saling tunjuk

"Sampean saja Pak."

"Masnya saja."

"Silakan Pak di depan."

Geleng-geleng ia, ada orang maju ke hadapan Ilahi begitu enggannya

sementara untuk maju di hadapan manusia begitu angkuhnnya

Isya'

Hanya satu shaf tersisa

Senangnya ia bisa masuk yang pertama

Namun sedih ia

kenapa masjid semegah ini

semakin ringkih yang mengisinya

semakin sepi yang memakmurkannya...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun