Meskipun hasil UN hanyalah satu dari 3 faktor penentu kelulusan, tetap saja UN menjadi sang primadona. Saking jelitanya sang primadona, kadang cara kurang terpuji untuk menggaetnya dilakukan. Menyontek, membentuk Tim Sukses, sampai menggunakan jasa dukun.
Padahal, sebenarnya soal UN sudah bocor dan dibocorkan. Betul!
Serius. Pertama soal UN sudah bocor dan dibocorkan oleh para guru saat menyampaikan materi pelajaran. Sudah dibocorkan sejak siswa duduk di bangku kelas awal. Yup, bukankah materi yang diberikan dalam kelas itu nanti diiujikan dalam UN?
Kedua, soal UN sudah bocor dan dibocorkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam bentuk kisi-kisi UN. Kisi-kisi itulah yang digunakan sebagaiĀ acuan dalam penyusunan soal Ujian Nasional pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Kisi-kisi tersebut digunakan sebagai pedoman untuk mencari pokok materi yang hendak dipelajari lebih mendalam.
Berdasarkan "bocoran" tersebut, para siswa bisa memanfaatkan waktu belajar yang tersisa tinggal beberapa minggu ini untuk mempelajari pokok materi sebagaimana tercantum dalam kolom kemampuan yang diuji dan kolom indikator pada kisi-kisi soal ujian. Berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan lembaga resmi tersebut, maka para siswa dapat melatih diri sesuai kolom kemampuan yang diuji dan indikatornya. Dengan demikian, belajar akan lebih efektif, karena siswa terfokus belajar pada pokok materi yang akan keluar pada ujian nasional dengan berbagai bentuk soal yang bervariasi.
Tentu saja peran guru dalam mengarahkan siswanya mendalami kisi-kisi tersebut mutlak diperlukan. Dalam pada itu, peran orang tua dalam memotivasi anak-anaknya tak bisa dikesampingkan.
Tinggalkan perdebatan yang menguras energi maupun terkaan sana-sini yang tak jelas. Bergegaslah meraup pendalaman materi dari "bocoran" tersebut!