Menariknya karena pencegahan itu, sudah melibat-libatkan Pansus Bank Century. Seorang di antara kerumunan itu mengatakan, “apa ini tukang ojek… bertengkar seperti anggota pansus”.
Entah apa ini serius atau bercanda. Yang pasti membuat saya tercenung mendengarkannya. Separah itukah penilaian masyarakat terhadap kinerja pansus, hingga pertikaian antara tukang ojek pun disamakan dengan sidang Pansus. Sayangnya saya, tidak membawa kamera atau alat perekam lain. Sehingga momen ini terlewatkan begitu saja.
Memang belakangan ini, sidang Pansus Bank Century sering diwarnai oleh pertengkaran di antara sesama anggota. Yang berisi hal-hal yang dinilai tidak substansial, seumpama pertengkaran yang lahir karena menyebut kata “daeng” atau “saksi ahli” atau lontaran serapah Bang Poltak yang menyebut kata, “bangsat”. Kesan yang dilahirkan oleh pertengkaran itu justru akan menciptakan imaji buruk terhadap kinerja pansus. Mereka adalah orang yang terhormat, maka mestinya berperilaku terhormat. Saya tak mengerti, apakah mereka tidak sadar bahwa sidang-sidang pansus ditonton oleh masyarakat luas. Ataukah pertengkaran seperti itu menjadi hal yang lazim terjadi dalam sidang di DPR, sehingga hal yang memalukan di mata public menjadi hal yang biasa bagi mereka. Sekali lagi, entahlah ….
Tapi bagi anggota pansus yang tak suka dengan hal seperti itu, pinjam saja teguran para tukang ojek itu. Tentu dengan membalikkan posisi, jadi seperti begeni : “Apa-apaan ini … bertengkar seperti tukang ojek yang rebutkan penunmpang !!!”
Heee ………
Kalau tak mau berhent adu mulut, ya… sediakan saja sarung tinju, biar makin seru !!!
wassalam