Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Tak Usah Repot Pikirkan Ruhut Sitompul

17 Januari 2010   07:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:25 509 0
[caption id="attachment_55628" align="alignleft" width="180" caption="sumber : Media Indonesia"][/caption]

Bang Ruhut kembali berulah di Pansus Century. Ia menyapa HM.Jusuf Kalla dengan kata “daeng”, yang dikritik oleh Faisal Akbar dan Andi Rahmat. Bahkan bung Andi merasa tersinggung dengan sapaan tersebut, katanya ia pun orang bugis. Kemudian ulah itu kini diperdebatkan.

Kata “Daeng” sejatinya adalah gelar atau juga sebutan yang diperuntukan bagi mereka yang dihormati atau dituakan pada masyakat bugis-makassar. Pak JK berasal dari Kabupaten Bone, Sulsel berarti Suku Bugis. Lantas apa yang salah dengan sapaan Bang Ruhut itu? Bukankah menyapa setiap orang Bugis-Makassar dengan kata “daeng” lebih berkesan familiar dan cerminan sikap respek. Mungkin mengucapkan sebutan tersebut dalam nada tinggi yang membuat Andi Rahmat merasa tersinggung. Entahlah ….

Tapi apa juga untungnya mendemonstrasikan sikap seperti iyang dilakukan oleh Bang Ruhut tu  di dalam forum resmi sekelas pansus, apalagi tengah ditayangkan oleh stasiun TV secara langsung.

Ketika pertengkaran dalam ruang sidang tersebut merebak, saya teringat dengan Almarhum Gus Dur. Beliau pernah mengatakan bahwa anggota DPR seperti anak TK. Yang namanya anak-anak wajar jika mereka perebutkan hal-hal remeh bahkan hingga berantem… Tapi jika hal remeh dipersoalkan dalam ruang sidang Pansus seperti beberapa ulah Bang Ruhut itu, justru akan menguatkan keraguan atas kerja pansu yang kini mulai merebak.

Memang harus diakui bahwa ulah Bang Ruhut itu cukup mengganggu jalannya sidang pencaharian fakta di balik bail-out Bank Century. Waktu yang disediakan untuk maksud semakin berkurang sementara fakta belum sepenuhnya terungkap. Karena itu, tak ada salahnya agar ketua pansus meminta kepada Fraksi Demokrat untuk menon-aktifkan Bang Ruhut dari aktivitasnya ber-Pansus atau menggantikannya. Dan saya kira, hal tersebut akan mendapat dukungan dari semua pihak. Apatah lagi, Fraksi Demokrat pun berkehendak untuk membuka kasus Bank Century seterang-terangnya. Beberapa ulah Bang Ruhut itu bisa jadi penghambat dalam pencaharian fakta.

Kita tentunya berharap bahwa penggunaan hak angket itu akan mengungkap seluruh fakta di balik bail-out Bank Century. Benarkah semua itu adalah “skandal” atau hal yang harus dilakukan untuk menyelamatkan perekonomian kita dari ancaman krisis. Tapi rasanya sulit untuk diungkap jika para anggota dewan itu selalu berdebat pada hal-hal yang tidak substansial seperti menyoal ulah Bang Ruhut. Karena itu lebih baik lanjutkan mencari fakta. Lebih cepat menyelesaikan tugas, tentu lebih baik. Wassalam

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun