- Senja merangkak naik, memanjat atap rumah dan perbukitan lalu diselimuti gelap.... Malam yang tak berbintang.
Pukul 19.00 WIB
Para undangan sudah mulai sepi. Hanya satu-dua tamu yang lalu lalang. Yang tinggal hanya keluarga dan handai tolan. Canda tawa pun pecah seketika di ruang keluarga. Meledek si pengantin.
Pukul 22.35 WIB
Riuh canda tawa mulai berkurang, satu persatu mulai pamit. Dengan alasan kelelahan, Si Pengantin pun minta permisi. "Malam ini kakek yang ronda, kalo ada apa-apa, lapor sama kakek ya?" Celetuk kakek sambil memberi kode dengan mengedipkan mata kirinya. Si pengantin tersenyum, kakek pun tertawa...
Sampai di kamar pengantin. Fahmi jadi salah tingkah. Putri hanya diam, tapi hatinya gemeteran. Untuk menghilangkan canggung di hati. Putri pun melangkah menuju cermin, lalu duduk menatap wajahnya di kaca. Lalu menyisir rambut. Sambil sisiran, wajahnya merona senyum senyum sendiri. Entah apa yang dipikirkannya, hanya Putri dan Tuhan lah yang tahu...
Fahmi tersenyum.
Putri tersenyum.
Dan rembulan pun ikut tersenyum.
Fahmi mengajak putri duduk didekatnya. Kedua matamereka saling lekat berpandang-pandangan. Lalu tersenyum. Pipi putri jadi merona bak bunga kaca piring yang kena terpaan angin...
Fahmi coba memecah keheningan, dengan memulai obrolan ringan,
"Malam ini kamu cantik sekali...ma?"
"Masak sih, pa?" tanya putri, tersipu-sipu.
"Iya, bener lho...!" sambil mlintir-mlintir ujung baju.
"Apaan sih...?"
"Nggak...!"
Fahmi tersenyum. Putri tersenyum. Dan rembulan pun ikut tersenyum.
"Ehmm...Ma...Ehmmm...!"
"Apaaan sih..."
"Nggak..."
"Ma, boleh nanya gak ya?"
"Mau nanya apa, pa?"
"Kita kan sudah SAH nih sebagai suami-istri...."
"Trus...?"
*****
Fahmi diam sejenak, melihat reaksi istrinya. Huft.
"Kita kan sudah pacaran lama tuh, ya kan, ma...ehm...begini, ehmmm..."
"Trus...apaan sih maksud papa nih. Mama gak ngerti?"
"Begini, ma....Cincin yang papa pasangin di akad nikah tadi masih mama pakai?"
"Ya, masihlah pa...Gak mungkin lah mama lepas. Kenapa pa?" tanya serius.
"Eehhmmm...boleh papa pinjem dulu gak, ma?"
"Buat apa, pa?"
"Sebenarnya, begini, mobil yang papa pake buat ngapelin mama selama ini, itu mobil sewaan, ma. Dan papa belum bayar sewanya. Trus, si empunya mobil nagih-nagih trus sama papa. Cincin mama buat jaminan dulu ya..."
"Apaaaaaa...(sambil setengah berteriak)...Oh my God...Oh my God...Mama pusing pa..."
"Mama...ma..kenapa ma?"
"Mama gak mau dengan apapun lagi dari papa. Sekarang, nih bantal dan papa silahkan tidur di luar. Papa sudah bikin mama kecewa berat...."
Pukul 23.05 WIB
Diluar angin malam bertiup kencang.
Lampu tidur dimatikan.
Kliik....
Gelap.
*****
Fahmi cemberut.
Putri cemberut.
Dan rembulan tersenyum lebar.
Fahmi berbisik di dalam hati, kok kejadian bisa kayak gini ya. Busyet deh. Apes gue malam ini. Sambil tepok jidat.
Salam fiksi.