"Alat perangkap nyamuk otomatis yang kami buat tidak hanya efektif tetapi juga ramah lingkungan dan ekonomis. Dengan memanfaatkan teknologi Arduino dan sensor DHT11, perangkat ini dirancang untuk mendeteksi suhu dan kelembapan udara, menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi nyamuk," ujar Syafni Nisa Amaliah, ketua tim KKN.
Program ini mencakup pemasangan alat perangkap nyamuk, sosialisasi bahaya DBD, pelatihan penggunaan alat, serta kampanye kebersihan lingkungan. "Kami berharap masyarakat dapat melanjutkan inisiatif ini untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman," tambah Syafni.
Waroeng Ndeso Bucan kini menjadi pusat edukasi sekaligus percontohan penggunaan teknologi ini. Hasil survei menunjukkan bahwa populasi nyamuk di sekitar warung telah menurun, meningkatkan kenyamanan pengunjung.
Kegiatan ini diakhiri dengan evaluasi dan dokumentasi berupa laporan, video, artikel ilmiah, dan poster edukasi. Langkah ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara mahasiswa, teknologi, dan masyarakat mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan.