Dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember, berbagai kampanye dan kegiatan diadakan di berbagai daerah untuk menekankan pentingnya hak-hak penyandang disabilitas. Tema tahun ini adalah "Mewujudkan Masyarakat Inklusif dan Berkelanjutan untuk Semua", yang menyoroti pentingnya partisipasi penuh penyandang disabilitas di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial.
Salah satu contoh inisiatif adalah program "Kampus Inklusif" yang dicanangkan oleh beberapa perguruan tinggi, termasuk Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Program ini memberikan akses pendidikan tinggi yang ramah bagi mahasiswa disabilitas, dengan menyediakan fasilitas pendukung seperti penerjemah bahasa isyarat, perangkat bantu belajar, serta ruang kelas yang aksesibel.
Menurut data Kementerian Sosial, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai lebih dari 22 juta jiwa. Sayangnya, masih banyak di antara mereka yang mengalami keterbatasan akses terhadap pendidikan, lapangan pekerjaan, dan pelayanan publik.
"Penyandang disabilitas memiliki hak yang sama untuk berkembang dan berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif," ujar Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Kementerian Sosial.
Namun, tantangan masih tetap ada. Selain stigma sosial, masih banyak infrastruktur publik yang belum sepenuhnya ramah disabilitas. Oleh karena itu, berbagai kebijakan seperti UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas terus didorong untuk diimplementasikan secara optimal.
Para aktivis dan komunitas berharap bahwa kesadaran masyarakat terhadap hak-hak penyandang disabilitas dapat semakin meningkat. Inklusi bukan sekadar tentang akses fisik, tetapi juga tentang penerimaan dan kesetaraan hak yang dapat diwujudkan melalui edukasi dan dukungan berkelanjutan.
Melalui langkah bersama, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang lebih inklusif dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua warganya, termasuk penyandang disabilitas, untuk hidup mandiri dan produktif.