Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Beasiswa untuk Guru Madin, Program Unggulan Pemprof Jawa Timur

26 Desember 2012   16:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:59 588 0
Tujuh belas Desember 2012 adalah kuliah perdana bagi 1000 orang mahasiswa baru yang lulus seleksi beasiswa bagi guru madrasah diniyah dari berbagai daerah se-Jawa Timur. Dalam kuliah yang dihadiri gubernur Jawa Timur; Dr. Soukarwo itu, para mahasiswa yang 99% berasal dari lulusan pesantren sangat antusias mengikuti pembinaan yang disampaikan para penyampai materi.

Program beasiswa guru Madin yang tahun ini sudah memasuki tahun ke-IV ini adalah salah satu program pemprof Jawa Timur untuk memajukan Jawa Timur melalui penguatan kultural. Sebagaimana sudah dimaklumi, Jawa Timur adalah basis pondok pesantren di Nusantara. Pendidikan agama melalui pondok pesantren  sudah mengakar dan menjadi budaya. Kelebihan inilah yang dibaca oleh Gubernur Jawa Timur sebagai salah satu pilar kekuatan Jawa Timur disamping pertanian, perkebunan, dan perikanan.

Agar kultur santri betul-betul menjadi kekuatan di Jawa Timur, maka salah satu faktor utama dalam Madin adalah guru Madin itu sendiri. Secara keilmuan (agama), mereka dipandang sudah mumpuni, hanya saja sebagian besar mereka masih perlu dirangsang kembali naluri intelektualitasnya, atau jika meminjam istilah pemprof  Jawa Timur "masih perlu ditingkatkan kwalitasnya".

Program ini disambut sangat antusias oleh warga pesantren dan mereka berharap program ini bisa berlanjut. Sikap antusias ini bisa dilihat dari peserta yang mengikuti seleksi, misalnya di STAIN Jember, peserta seleksi 2012 mencapai 80 orang lebih padahal kuotanya hanya 30 orang, artinya ada 50 lebih peserta yang tidak lulus seleksi dan mereka mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi tahun 2013.

Menurut penyampaikan Dr Soekarwo pada acara kuliah perdana itu, bahwa program ini adalah satu-satunya di Indonesia. Gebernur berharap agar para guru madin yang sudah berhasil lulus seleksi bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik; jangan putus di tengah jalan. Yang juga menggembirakan adalah, bahwa lulusan progran ini juga bisa menjadi peserta sertifikasi guru.

Kendala-Kendala

Program yang unggul seperti ini ditingkat lapangan juga mempunyai kendala-kendala. Pada umumnya mahasiswanya adalah guru-guru madin yang sudah berkeluarga dan sudah mempunyai 1 hingga 3 anak. Tentu disini membutuhkan pengaturan waktu yang cerdas. Kebanyakan mereka adalah tulang punggung keluarga. Masuk kuliah datang terlambat adalah sudah biasa dan sepertinya memang harus terjadi. Salah seorang mahasiswa madin yang sempat saya temui, dia memilih terlambat berangkat kuliah karena masih harus membantu pekerjaan rumah, karena masih mempunyai baby. Dia memilih mendapatkan sanksi dari dosennya, demi tetap membela ketenangan dengan keluarganya. Namun demikian kendala-kendala rumit seperti ini biasanya masih bisa dilalui dengan belajar mandiri.

Semoga, kedepannya para guru madrasah diniyah benar-benar menjadi guru yang berkualitas sehingga kultur Jawa Timur sebagai wilayah santri semakin kuat, madrasah diniyah menjadi tempat mencari ilmu favorit, bisa banyak berbuat membentuk karakter baik bagi anak bangsa, dan menjadi ikon Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun