Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Negara Tidak Maju-maju Siapa yang Salah, Kompasioner atau Pejabat Negara?

22 Agustus 2012   17:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:27 158 0
Kalo ditanya apakah kita setuju maju bersama membangun bangsa ini, insyaallah jawabannya adalah 'ya'. Semua sepakat ingin bangsa ini maju dan beradab. Baik kalangan masyarakat bawah atau atas, Islam atau kapir, kaya atau miskin. Semua punya harapan masing-masing dengan kemajuan bangsa ini. Semua punya cara masing-masing memajukan bangsa ini.

Bagi rekan kompasioner, banyak yang memahami bahwa memajukan bangsa ini adalah dengan cara selalu dan selalu mengkritisi apa yang menjadi kebijakan pejabat negara. Setidaknya hal ini bisa dibuktikan dengan judul-judul tulisan disini yang tidak pernah memuji kebijakan. Kalaupun ada yang memuji itu sangat minim sekali. Karena mungkin bagi kompasioner judul mencela/extrim bisa mengangkat tingkat keterbacaan, sesuatu pencapaian yang sedikit tetapi memengaruhi cara berfikir anak bangsa dan mengorbankan 'negara'.

Bagaimanapun, tulisan kita tidak hanya dipertanggungjawabkan dihadapan hukum tata negara, tetapi juga dihadapan hukum sosial dan agama. Membicarakan sesuatu hal yang kita hanya mereka-reka didalam agama dinamakan suudz dzon. Hukumnya berdosa. Karena demikian itu bisa menimbulkan fitnah, bisa mencoreng nama baik saudara kita dan bisa menyesatkan para pembaca.

Sebagai kalangan yang suka corat-coret, kritak-kritik hendaklah kita juga harus arif. Adil. Niat menyampaikan kebenaran. Sehingga jika ada masalah bisa terbantukan penyelesaiannya. Bukan sebaliknya malah ikut memperpanjang masalah. Ambil contoh kasus SARA? rhoma irama, itu hanyalah sesuatu yang dibesar-besarkan dan menjadi besar dan ramai gara-gara tulisan, diantaranya tulisan para kompasioner.

Pejabat Negara, kita tidak boleh memfonis mereka sebagai orang-orang yang sembrono dalam mengambil kebijakan. Mereka itu orang yang berpikir. Mereka itu punya penasehat. Mereka juga orang-orang yang taat (takut) hukum(an). Mereka itu punya harga diri yang harus dibela. Mencapai jabatannya juga dengan harga. Jadi, konyol kalau mereka itu sengaja berkebijakan salah. Bahkan kalau kita tanya, mereka itu berjuang untuk rakyat, membela kepentingan rakyat. Apakah kita tidak percaya itu? memangnya para kompasioner tidak pernah merasakan manfaat dari kebijakan para pejabat negara. Kita semua kan merasakan manfaatnya.

Mari kita bantu membangun negara ini dengan tulisan yang jujur. Tidak asal-asalan. Ingatlah kita kepada sejarah peradaban dunia bahwa suatu peradaban selalu dimulai dengan buku atau tulisan (mambaca). Tulisanlah yang merubah dunia. Peradaban Islam maju startnya adalah iqro'!= bacalah!, Barat maju startnya adalah membakar tulisan / buku islam dan sebagian diambilnya dan diterjemahkan dan dikembangkan. China maju sebabnya adalah mereka gemar menterjemahkan buku barat, membaca dan mengembangkannya. Indonesia? yah... Indonesia belum maju karena buku sulit terbit. Malas mentermahkan. Malas nulis.

Dalam rangka membangun negeri, mari kita saling bahu-membahu dalam hal tulisan yang benar dan jujur. kita tidak perlu terlalu mengomentari kebijakan pejabat negara kalau memang sudah benar dan sesuai dengan situasi dan kondisi. Kita kembangkan ide-ide cemerlang saja dan  sampaikan kepada mereka untuk dijadikan kebijakan, demi bangsa ini secara utuh. Jika demikian kita, pejabat negara tidak ada yang salah.

Semoga bermanfaat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun