Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Pendidikan Gratis di Indonesia Tidak Pernah Ada

24 September 2011   17:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:39 185 2
Sekolah gratis hanya gembar gembor belaka, ini dapat dinilai ketika anak saya baru masuk Sekolah Dasar sekian lama bersekolah baru kira-kira dua bulan kemudian wali murid di panggil rapat oleh pihak sekolah. Ini adalah sebuah cara jitu agar tidak dapat di dengar oleh semua pihak yang kemudian sekolah tersebut seolah tidak menarik apapun dari wali murid.

Agar tidak hanya menjadi sebuah fitnah maka saya tulis semua ini dengan penuh tanggung jawab identitas saya dengan jelas dalam tulisan ini.

Nama saya : Syafii ,Nama istri  : Lailis, Nama anak : LISSANDRA DWI SEPTY SYAFIAH

Alamat Rumah : Jl. Yos Sudarso 183, Langsepan, Kranjingan, Sumbersari, Jember

Nama Sekolah : SDN Kranjingan V , alamat Jl. Yos Sudarso  Sumbersari, Jember

Adapun hal- hal yang menjadi tanggungan Murid/Wali Murid adalah sebagai berikut :

1. Seragam : Rp. 70. 000,-

2. Buku        : Rp. 40. 000,-

3. Lokasi     : Rp.   2. 000,-

4. Foto         : Rp. 15. 000,-

5. Raport    : Rp. 20. 000,-

6. Bantuan : Rp. 200. 000,-

7. Administrasi : Rp. 10. 000,-

8. Buku Induk    : Rp. 25. 000,-

9. Buku Refrensi : Rp. 20. 000,-

Jumlah Rp. 400. 000,-

ini adalah hasil rapat yang dilakukan oleh pihak sekolah dan wali murid, entah setuju atau tidak yang jelas semua harus dibayar dan kalau tidak membayar maka tidak akan mendapat buku. dan beberapa waktu yang lalu anak saya  menangis pulang dari sekolah karena tidak dapat buku, karena saya tidak membayar sepeserpun.

Padahal sebelumnya saya telah menyediakan kebutuhan sekolah berupa seragam, sepatu, dan semua kebutuhannya lainya yang juga tidak sedikit. sebenarnya yang menjadi persoalan bukan masalah nilai pembayaran uang tetapi pada sebuah nilai prinsip pendidikan dalam tata kelola sekolah, bagi yang mampu bukan persoalan walaupun bayar berapapun tetapi bagi yang tidak mampu membayar harus bagaimana?.....

Mungkin nilai yang saya urai adalah sangat kecil ketimbang sekolah-sekolah elit di Kota dan tidak ada apa-apanya dari jumlah yang harus di keluarkan tetapi sekali lagi eksistensi sekolah jelas berbeda. fakta ini menunjukkan bahwa ketimpangan pengelolaan pendidikan di Negara ini sangat jelas berapa triliun dana pendidikan tidak ada artinya hanya ada dalam retorika dan rumusan-rumusan sampah yang tidak berarti memberantas kebodohan tetapi cenderung membodohi rakyat dengan dalih kemajuan pendidikan dan pendidikan gratis 9 tahun.

Sementara gaji guru PNS naik, gedung sekolah di bangun dengan berbagai macam program pendidikan, setiap kepala sekolah mendapat LAPTOP, Guru berlomba mendapat sertifikasi, dan berbagai macam hal yang seolah demi kepentingan Rakyat dalam dunia pendidikan yang ternyata bohong besar. semakin lama sekolah semakin mahal padahal semakin banyak dana di gelontorkan tetapi rakyat terus di tindas dan di bunuh perlahan dengan cara-cara halus menyesatkan, dan paling lucu mereka berlindung dibawah undang-undang pembodohan.

Mungkin hanya satu kata sebagai rakyat dapat saya sampaikan disini berempatilah terhadap rakyat, janganlah mencari makan dalam keringat rakyat karena semua warga Negara berhak mendapat pendidikan layak dalam hidup berbangsa dan berNegara.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun