Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Daftar Ulang Sekolah Pembodohan Dunia Pendidikan

2 Juli 2011   16:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:59 271 0
Masa liburan hampir selesai dan aktivitas belajar mengajar akan dimulai, semua siswa dari mulai TK, SD, SMP, sampai SMA akan memasuki tahun ajaran baru. Disaat seperti inilah para wali murid banyak yang bingung alias puyeng karena tidak sedikit menguras keuangan dari ribuan sampai jutaan, semua demi anak-anaknya agar bisa bersekolah dengan layak atau lebih baik ketimbang yang lain dengan mutu yang terjamin.

Namun Lembaga Pendidikan yang harus berkopeten dalam pembelajaran dari semua aspek keilmuan, berubah menjadi lahan bisnis lembaga sekolah dengan memakai topeng pendidikan. Padahal yang terjadi adalah proses pembodohan berkelanjutan sampai lulus nanti, semua berlomba dengan dengan slogan-slogan kosong yang terpampang norak dipinggir jalan.

Jika kita cermati lebih dalam bahwa pendidikan penuh dengan tipu daya dan penyesatan-penyesatan pola berpikir karena sekolah tidak akan pernah transparan dalam menajemen pengelolaan sekolah, adanya Komite sekolah tidak banyak membantu siswa dan wali murid menyelasaikan masalah karena Komite adalah kaki tangan sekolah bukan pembela siswa dan wali murid.

Penyesatan dan pembodohan dalam dunia pendidikan terus berlangsung dan pihak terkait hanya terdiam karena semuanya dianggap sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, mungkin kita tidak akan mendengar sekolah menyebut pembayaran uang gedung, pembayaran SPP, dan Pendaftaran. tetapi kita akan tahu dan mendengar disemua lembaga sekolah dalam bentuk yang lebih halus yaitu Insidental, Infak, dan Daftar Ulang.

Sebenarnya sekolah swasta dan sekolah Negeri lembaga mana yang paling mahal?... maka tentu jawabnya adalah sekolah Negeri. karena jika sekolah swasta mahal maka tidak akan mempunyai murid banyak walaupun tidak semua sekolah seperti yang disebutkan tetapi dalam hitungan persentase mungkin bandingannya sekolah mahal dan sekolah murah antara 90 % berbanding 10 %.

Sekolah Negeri rata-rata gurunya sudah PNS sedangkan sekolah swasta gurunya masih kadang nglayap kemana-mana mencari tambahan, jika demikian bagaimana kita membandingkannya?... sebenarnya kalau sekolah harus gratis itu tidak mungkin akan tetapi kalau sekolah murah tentu sangat bisa kalau tidak selalu bersikap membodohi dengan menajemen yang tidak jelas.

Jika demikian maka sekolah di Negara ini nantinya hanya akan menjadi impian bagi rakyat miskin, dan sekolah hanya bagi orang-orang kaya. karena sekolah semakin lama semakin mahal dan akan berakibat semakin banyak rakyat kecil tidak akan mendapatkan tempat dalam pendidikan.

Belum lagi kita bicara standar pendidikan Nasional, maka kita akan bingung tujuh keliling karena bagaimana mungkin daerah terpencil harus sama dengan sekolah perkotaan. Apakah standar Pendidikan Jakarta akan sama dengan sekolah yang ada di daerah terpencil ?... Sedangkan nantinya akan di uji dalam standart Jakarta /Nasionnal.

Seharusnya pendidikan kembali kepada konsep awal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan mengambil keuntungan dengan membodohi rakyat. Janganlah berteriak demi kepentingan siswa dan anak didik, sementara daftar ulang menjadi wajib, membayar iuran wajib, dan uang insidental terus berjalan padahal peruntukannya tidak jelas.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun