manusia selalu mempertanyakan apa dan bagaimana ketika dirinya menjelma di tengah-tengah kubangan ketiadaan, yang mungkin bisa kusebut sebagai rintangan/masalah/hambatan atau apalah itu namanya yang sekiranya cocok dan enak untuk didengar di telinga orang-orang yang tidak mengerti akan hal itu.
aku adalah orang yang terlahir dengan agama yang dianut oleh orang tuaku.
begitu juga dengan orang-orang lain pada umumnya, mereka terlahir dengan membawa agama yang tentu saja di bawa oleh orang tua mereka masing-masing.
pernah aku bertanya pada hati kecilku sendiri, "bagaimana seandainya aku terlahir tanpa agama?atau bagaimana seandainya aku terlahir dengan agama yang tidak sekarang aku anut? atau bagaimana jika aku terlahir dengan suatu kepercayaan yang aku sendiri saat ini enggan untuk membicarakannya? atau bagaimana pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul ketika aku selalu mencari sosok Tuhan yang bisa aku anut...
entahlah..
aku pun selalu mempertanyakan bagaimana jika aku sekarang adalah orang yamg tidak percaya akan keberadaan Tuhan?
apakah aku bisa seperti sekarang?
aku sendiri tidak bisa menjawab itu, proses untuk mencari jawabannya pun aku terlalu enggan untuk tergerak.
aku hanya percaya bahwa ada 1 zat yang aku sendiri tak tahu apa namanya itu, yang berkuasa akan diri, yang berkehendak akan semua kejadian, yang memiliki otoritas untuk melakukan semauNya apa yang diinginkanNya. 1 zat yang berkuasa akan semua perihal di balik perkara kehidupan.
tapi aku belum mengerti itu apa..
aku hanya tahu bahwa aku dipantau, seakan-akan aku adalah tamu baru yang hendak berkunjung di suatu kantor tertentu dan aku diawasi oleh kamera cctv..hehehe..
ada 1 waktu ketika aku merasa bahwa aku benci dengan kehidupan, aku benci dengan manusia, aku benci dengan hal-hal baik, aku benci dengan ini, aku benci dengan itu, dan sebagainya..
lalu aku merasa bahwa aku harus mencari jalan dan jawaban untuk mencerna kebencian akan suatu hal itu, dari mana datangnya, apa enaknya, apa keuntungannya, bahkan aku mencari bahwa kebencian itu adalah bagian yang harus ada dalam diri seorang manusia.
1 zat itu terus aku teror, terus aku tantang, terus aku musnahkan dengan berbagai pembangkangan-pembangkangan dan beberapa hal kecil yang bisa merusak arti kebenaran hakiki zat itu sendiri.
aku tak tahu bahwa zat itu semakin mendekat dan semakin menyentuh palung jiwaku yang terdalam.
semakin aku membenci eksistensi zat itu aku semakin dihadapkan pada satu dimensi waktu yang selalu membiarkan zat itu terbuka untuk keberadaannya.
itu Tuhan??jelas aku belum tahu kalau itu aku definisikan dengan Tuhan.
entah agama atau kepercayaan apapun yang ada sekarang ini, tidak cukup memberikanku 1 bukti bahwa aku berhak atas kepercayaan bahwa Tuhan itu ada.
tapi banyak peristiwa batin yang memberikanku sedikit pencerahan bahwa zat itu terus menerus meng'ada' dalam diri. kemudian zat itu dinamakan (dan beberapa orang,agama dan kepercayaan lain) Tuhan.
dan kemudian aku meyakini bahwa Tuhan itu meng'ada' bukan karena kita inginkan Dia 'ada', tapi Dia memang sudah 'ada' tanpa kita sadari. perkara dia orang jahat, orang baik, kriminal, PSK, mafia, koruptor, ustad, pemuka agam, pendeta, atau siapalah dia, zat bernama Tuhan itu memang telah ada dan akan ada terus sampai orang itu pergi jauh ke kehidupan selanjutnya dengan meninggalkan seluruh tubuhnya. tinggal bagaimana ia bisa atau tidak menyadari akan adanya zat tersebut.
sampai ketika aku terus menerus 'menentang' Tuhan, sampai aku terus menerus 'menikam' Tuhan, 'membohongi' Tuhan, 'membunuh' Tuhan dan berbagai hal kebencian yang kutujukan untuk zat tersebut, dan tibalah aku berada di satu titik dimana aku merasa bahwa aku lah yang telah ditikam dan ditentang oleh Tuhan.
aku sampai pada titik aku tersungkur tidak berdaya, jatuh sejatuh-jatuhnya, dan aku pun merasa bahwa aku hanya sebagai titik hitam kecil yang mungkin saja diabaikan olehNya.
semakin terus aku melakukan semua kebencian itu, semakin aku terbangun, sadar dan menyadari bahwa Dia lah yang berhak atas semua kehidupanku, Dia lah yang berkuasa akan diri ini, Dia lah yang tak terkalahkan.
Tuhan dengan bentuk apapun yang dipercaya, akan terus menjelma dan meng'ada' di setiap roh-roh jiwa yang hidup. Dia tidak akan meninggalkanmu sedetik pun, Dia akan setia ada dalam setiap nafasmu, setia menunggumu sampai kita terkapar dan sepi bersama tanah, Dia akan setia menantimu...