Dalam khazanah pemikiran dan filsafat ekonomi, ada satu dilema klasik antara otonomi individu beserta haknya dan kesejahteraan masyarakat. Di satu sisi, kesetaraan hak akan menimbulkan kesenjangan dalam kesejahteraan. Bayangkan saja, jika setiap individu bebas berupaya sesuai potensinya, jelas akan ada pihak yang terpental dari medan persaingan. Apalagi kita tahu bahwa posisi awal individu tidak pernah melulu setara. Ada yang semenjak lahir sudah hidup berkecukupan dan punya modal besar sehingga mampu memulai usaha yang cepat meraksasa. Sementara, ada yang lahir dalam kondisi kekurangan sehingga, jangankan memulai usaha, menghidupi dirinya sendiri saja sulit. Pendek kata, kesetaraan hak dan otonomi individu pasti akan melahirkan kesenjangan lebar antara kaum berpunya (
the haves) dan kaum papa (
the have-nots).
Di sisi lain, kesetaraan dari segi kesejahteraan dalam bentuk pemberian hak-hak khusus bagi orang paling lemah dalam struktur masyarakat justru akan menciptakan ketidaksetaraan dalam hak individu. Sebab, individu yang sudah meraih kesuksesan dengan ikhtiar mereka sendiri lantas mendapati diri 'dituntut' menyerahkan sebagian hak mereka demi memberikan kepuasan bagi mereka yang paling tidak sejahtera.
KEMBALI KE ARTIKEL