Meski sudah melandai, kekerasan berbasis agama tetap menjadi potensi ancaman yang mesti kita waspadai. Salah satu cara mewaspadainya adalah dengan melakukan aksi pendeteksian dini melalui berbagai piranti. Salah satu piranti teoretis yang bisa digunakan untuk memprediksi risiko kekerasan semacam itu adalah teori mobilisasi kekerasan. Ini adalah temuan disertasi Julie Chernov Hwang yang ia gunakan untuk menganalisa potensi mobilisasi kekerasan oleh gerakan Islamis (dibukukan menjadi
Umat Bergerak, Freedom Institute, 2011). Menurut teori ini, mobilisasi kekerasan bisa diprediksi dan dipetakan berdasarkan dua variabel, yaitu partisipasi politik dan kapasitas negara. Definisi negara dengan partisipasi politik (partisipatoris) ideal bukan hanya sebatas negara yang berhasil melangsungkan pemilu, tapi juga mampu menciptakan atmosfer kondusif bagi partai-partai politik (parpol) dan organisasi sipil untuk muncul, berkembang, dan beroperasi.
KEMBALI KE ARTIKEL