"Siapa menabur angin, dia akan menuai badai." Demikianlah peribahasa yang pas menggambarkan nasib umat manusia, termasuk di Indonesia, yang kini sedang dirundung bahaya terkait cuaca ekstrem seperti hujan lebat, banjir bandang, dan sebagainya. Pasalnya, segala bencana alam itu terjadi karena ulah manusia sendiri dalam wujud pemanasan global. Sebab, pemanasan global akibat
penerapan ekonomi rakus bahan bakar dan berlimpah karbon itulah biang keladi bagi panasnya bumi, mencairnya es kutub, naiknya permukaan laut, dan lahirnya amukan angin. Dengan kata lain, kalang-kabutnya manusia menghadapi murka alam terjadi karena manusia selama ini sibuk mengeksploitasi bumi dan lalai merawat lingkungan. Alih-alih menjadikan bumi sebagai
lahan ibadah untuk mewujudkan potensi paripurnanya, manusia justru merudapaksa alam dengan semena-mena
Dari konteks inilah, Ibrahim Abdul-Matin---seorang muslim Amerika sekaligus aktivis lingkungan yang pernah menjadi penasihat Walikota New York Michael Bloomberg---menulis buku Greendeen. Di bukunya ini. Ibrahim mengandaikan jika saja lebih dari 1,5 miliar umat Muslim di dunia menjadikan bumi ini masjid, niscaya hidup manusia akan lebih sejahtera (hal. 21). Maksudnya, andaikata pemeluk Islam---agama terbesar kedua di dunia---memandang alam sebagai entitas suci yang patut dijaga kelestariannya, umat manusia tidak akan menderita bencana seperti saat ini.