Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sumbangan Konsep Kembara dan Mukim Untuk Peradaban

6 Januari 2025   21:30 Diperbarui: 6 Januari 2025   21:06 31 0
Sejak dari penciptaan, manusia adalah makhluk yang selalu dalam kondisi konflik. Diciptakan dari tanah dan kemudian mendapatkan hembusan ruh dari Tuhan, manusia senantiasa dalam kondisi dinamis antara kondisi tanahnya yang bersifat fana dan keinginan untuk mencapai Tuhan yang telah memberikan dia ruh ilahiah. Tegangan inilah yang menjadikan manusia terus berkutat dalam proses pergumulan menuju kebaikan. Ali Syariati dalam Man and Islam (diterjemahkan oleh Prof. Amien Rais menjadi Tugas Cendekiawan Muslim, Srigunting, 2001) menyebut proses ini sebagai becoming, yaitu dialektika antara fitrah tanah manusia yang ingin mencapai kebaikan sempurna menuju rumah asalnya, Tuhan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun