Sepintas terlihat sadis. Tapi itulah keputusan yang benar dari sisi rasional-taktis maupun norma pencarian dan pertolongan (search and rescue) sesuai hukum di Indonesia.
Tentu terlebih dahulu korban dievakuasi ke tempat aman terdekat, diberi pertolongan pertama, didirikan shelter/tenda, dan dibekali logistik secukupnya.
Tak mungkin, dong, korban ditunggui oleh semua temannya sampai korban sembuh. Pasti kehabisan logistik. Bisa-bisa semua mati berjamaah.
Pun, sangat sulit dan berisiko bila korban ditandu dan dibawa turun bersama. Medan terlalu berat, jauh, dan sangat sulit dilewati. Untuk bawa badan sendiri saja sulit, apalagi bila harus gotong korban.
Dalam situasi demikian sudah benar korban ditinggal sendiri atau bersama teman satu orang bila kondisi mengharuskan.
Teman-teman lain melanjutkan perjalanan untuk minta pertolongan secepatnya pada kesempatan pertama, misalnya saat dapat sinyal telepon seluler.
Selanjutnya, menjadi tanggung jawab negara, dalam hal ini Basarnas, untuk mengevakuasi korban. Tentu keluarga, aparat terkait, dan masyarakat luas boleh membantu.
"Negara bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pencarian dan pertolongan. Penyelenggaraan pencarian dan pertolongan dilaksanakan oleh pemerintah," tegas Pasal 5 UU No 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan.
Karena itu, pastikan bersedia hadapi risiko terburuk sebelum berpetualang dan prinsip pantang merepotkan orang lain kecuali dalam situasi darurat.(*)
SUTOMO PAGUCI