Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Migrasi Dadakan Suporter PKS (Pembela LHI) di Kompasiana

28 Februari 2013   07:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:33 1054 4
Sejak heboh kasus tertangkap tangan Ahmad Fathanah (AF) dan penahanan Presiden Partai Keadilan Sejatera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq (LHI), oleh KPK, mendadak Kompasiana diserbu pendatang baru yang cukup kompak. Mereka kompak membela PKS khususnya tersangka LHI setiap kali ada artikel terbit seputar kasusnya. Diduga kuat mereka adalah suporter PKS. Apa implikasi politisnya?

Sekedar contoh betapa sengitnya pembelaan mereka pada PKS dan LHI terlihat di artikel ini:  "Partai Agama Memang Pendosa!". Sidang pembaca yang budiman dapat mencermati kolom komentar artikel tersebut, betapa gigihnya mereka membela PKS dan LHI. Salut atas kekompakan mereka.

Ciri khas akun-akun yang migrasi dadakan ke Kompasiana tersebut muncul sekitar bulan Januari-Februari 2013, baru-baru ini saja, belum ada karya tulis di dashboardnya, dan tidak memasang foto profil, serta tanpa identitas yang jelas di bio profil. Adapun ciri khas gerakan akun-akun ini: mereka kompak membela diri (membela PKS dan LHI) terkait dugaan korupsi impor sapi. Ini tentu sah-sah saja.

Kehadiran mereka secepat angin di tiap artikel yang mengupas PKS dan LHI. Tahu-tahu sudah muncul dan memposting komentar. He-he-he...hebat! Sedangkan mereka belum berteman dengan penulis artikelnya, artinya, belum ada pemberitahuan di dashboard tentang tulisan-tulisan baru. Barangkali dengan memelototi tiap artikel yang keluar di home Kompasiana, atau, melalui mesin pencari.

Sudah barang tentu ada dampak politis, setidaknya bagi pencitraan partai dakwah ini di dunia maya, atas gerakan-gerakan suporter PKS tersebut. Pendapat penulis, pertama-tama, suporter PKS ini dinilai hanya membela diri (defensif). Tak ubahnya kader partai kebanyakan ketika temannya diseret perkara hukum.

Berikutnya, partai dakwah ini lebih mementingkan citra dibandingkan esensi. Hal ini terbukti dengan migrasi para suporter ke dunia maya hanya untuk melawan pemberitaan atau opini-opini negatif pada partai dakwah ini, melalui postingan komentar-komentar mereka.

Mengherankan, bahwa partai dakwah ini begitu peduli dengan citra. Padahal, emas tak akan berubah jadi perak hanya dengan dicitrakan bahwa perak itu adalah emas. Emas tetap emas, perak tetap perak---ini kalau mereka merasa partai dan kadernya adalah emas. Namun demikian, ya, namanya juga usaha. Judulnya: militan.

(SP)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun