Mohon tunggu...
KOMENTAR
Vox Pop

Terapi Teroris dengan Seni

9 Mei 2013   13:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:51 376 9
Ini cerita Ali Shariati dalam bukunya Mand and Islam (1982). Syahdan, pemerintah Iran menterapi atau mendidik kejiwaan para penjahat narapidana dengan latihan seni membuat permadani, suatu pekerjaan yang berporos pada kepekaan jiwa, kesabaran, dan ketelitian yang dibalut dengan jiwa seni. Hasilnya, para penjahat itu jadi halus jiwanya, peka, dan berubah jadi sosok yang baru.

Terapi seni demikian lebih mengena pada para narapidana termasuk narapidana terorisme, ketimbang indoktrinasi, ceramah-ceramah moral, program cuci otak, dsb. Karena seni sifatnya universal dan menyentuh langsung relung terdalam dari kejiwaan manusia.

Seni lain yang dapat dilatih adalah seni melawak atau humor. Stand up comedy dapat jadi alternatif dalam hal ini. Sehingga melatih kepekaan, menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan, dan membuat pikiran dan jiwa yang tak terlalu kaku.

Para bomber teroris rerata terlihat serius sekali orangnya. Barangkali yang ada dipikiran mereka hanyalah jihad, jihad, dan jihad. Di luar kelompoknya adalah thogut, ancaman, dan memusnahkannya adalah amaliah yang berganjar syurga. Mereka diindoktrinasi untuk selalu waspada. Humor menjadikan mereka tak terlalu tegang.

Penulis tak paham landasan teoritis yang terlalu njelimet. Ini sekedar pemahaman saja berdasarkan realitas sosial yang biasa ditemui sehari-hari. Bahwa orang yang berpikir satu arah, sesuai arah indoktrinasi, biasanya cenderung pribadi yang serius, pendiam, dan jarang tertawa ngakak.

Selama ini tak begitu terekspose, setidaknya di media massa, bagaimana pola pembinaan para napi teroris di lembaga pemasyarakatan. Yang jelas napi kebanyakan (non-teroris) di lembaga pemasyarakatan sudah biasa dilatih kerajinan tangan (yang juga seni).

Yang terlihat saat ini seperti ada "keputusasaan" dari aparat kepolisian terutama Densus 88 ketika menyaksikan banyaknya teroris yang ditembak mati. Kesannya lebih baik teroris ditembak mati saja ketimbang diproses hukum dan dibina di lembaga pemasyarakatan. Tak ada gunanya.

(SP)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun