Sayangnya, jualan politik itu kurang laku. Kampanye demo-demo terkait "kudeta Mesir" sepi peserta. Di Padang pun demikian. Sepi. Tulisan-tulisan dukungan pro pada Morsi juga sepi peminat, kecuali dari internal PKS sendiri.
Masyarakat di luar PKS lebih tertarik dengan kasus sapi ketimbang isu Mesir. Kasus Sapi langsung berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, nasib negeri sendiri, jerit derita rakyat Indonesia. Sedangkan isu Mesir mah urusan politik dalam negeri Mesir. Penguasa di Mesir mau diturunkan atau dinaikkan, dengan cara apapun, adalah urusan dalam negeri Mesir.
Sama dengan saat Sukarno diturunkan paksa oleh rezim Soeharto tahun 1967, rakyat Mesir juga enggak ngurusi. Sama juga rakyat Mesir dan Palestina enggak ngurusi saat Soeharto diturunkan paksa tahun 1998. Ini mah urusan politik dalam negeri Indonesia. Orang asing ora elok ikut campur. Politik adalah politik.
Saat ini pun rakyat sudah semakin cerdas memisahkan urusan politik dan kemanusiaan. Orang yang tertembak mati di Tahrir Square adalah kemanusiaan tapi terjadi karena motif politik. Ini pertarungan politik yang mempertaruhkan nyawa. Patut dikecam. Hanya sebatas mengecam saja. Soal politik siapa yang berkuasa di Mesir adalah urusan rakyat Mesir.
Rakyat Indonesia lebih peduli dengan nasib diri mereka sendiri---sembako yang mahal, tempe yang menghilang dari pasaran, jengkol yang mahal, dst. Kalau pun tertarik dengan isu politik lebih menarik isu politik dalam negeri, kurang apa? Ada media darling bernama Jokowi. Ada kasus hukum heboh penahanan menteri dan ketua lembaga tinggi.
Indonesia tak kalah banyak masalah ketimbang Mesir dan Palestina. Masalah politik pun tak kurang banyak di Indonesia dibandingkan di Mesir. Di Indonesia politik berkelindan dengan korupsi. Korupsi politik jenis kejahatan yang sangat dibenci rakyat.
Rakyat Indonesia yang berpikir politis jadi mudah curiga bahwa mengerek isu Mesir di saat kasus Sapi sedang menghangat adalah bentuk pengalihan isu. Kasus Sapi dibela-bela, isu Mesir di angkat ke angkasa. Cuci tangan, lalu pergi seolah tanpa cela.
(SP)