Bagi orang Minang yang berjiwa dagang, prinsipnya, siapapun gubernur yang penting bisa bikin suasana tenang untuk berdagang. Sejarah Jokowi yang sangat bersahabat dengan pedagang kecil dan besar mendukung prinsip orang Padang ini. Jokowi sendiri telah berjanji tidak akan ada penggusuran pedagang kaki lima (PKL) jika ia terpilih sebagai gubernur. Janji yang masuk akal karena telah diterapkannya sendiri waktu memimpin Solo.
Sebaliknya dengan Foke. Yang sangat "ganas" dengan pedagang kaki lima melalui pentungan dan tameng Satpol PP. Tayangan keganasan trantib ini dapat kita saksikan dalam liputan-liputan media massa baik cetak maupun elektronik. Tidak sulit untuk megoglingnya kembali.
Apalagi, sebelumnya, Foke diam saja saat seorang simpatisannya (Ustad Fahmi Albuqorih) melecehkan akal sehat dan orang Padang.
“Kalau Jakarta dipimpin non Muslim, maka bisa saja Jakarta seperti Padang, yang dilanda gempa dan banjir bandang seperti saat ini,” tutur Ustad Fahmi di Masjid Al-Muttaqin, Kemayoran, Jakarta, Jum’at (27/7). Foke diam saja mendengar pernyataan SARA ini.
Pernyataan Ustad Fahmi dan diamnya Foke tersebut seolah menyentak kesadaran politik orang Minang perantauan khususnya di Jakarta. Orang Minang yang cenderung berotak dagang sangat kalkulatif dan rasional. Pertama, mereka akan cenderung memilih calon yang bakalan menang. Kedua, mereka cenderung melihat kemampuan figur gubernur atau bukan terpaku pada faktor agama wakilnya. Dan, ketiga, mereka akan memilih calon yang memiliki resistensi rendah terhadap kaum dagang orang Minang di pusat-pusat ekonomi Jakarta.
Jadi, akankah orang Padang memilih Jokowi pada Pilkada Jakarta 2012 putaran kedua tanggal 20 September mendatang? Jawabnya, rahasia. Namanya juga pemilukada: langsung, umum, jujur dan rahasia^_^