Sewaktu meraton menelusuri lereng pebukitan kebetulan sudah lihat-lihat ada pohon bambu muda. Hm, itu dia, pikirku. Pada tanggal 31 Desember akan kutebang bambu muda itu. Buat apa?
Kami sekeluarga akan bikin lemang. Tanah lapang di dekat lereng sebuah bukit kecil tak jauh dari rumah sudah disiapkan untuk tempat tatakan lemang. Sekalian akan berkemah di sana.
Sudah kubayangkan sekenario acaranya. Sambil menikmati lemang panas yang diguyur kuah durian, teh kotak, dan roti cap X (anggap saja cap kumis), saya dan istri akan membuat permainan "tebak kata".
Permainan tebak kata untuk menemukan kata-kata yang pas guna memahami perilaku mubaligh dalam memandang hakikat organisasi, negara, serta hubungan negara dan agama. Mulai ustad Fahmi Albuqorih, Rhoma Irama, Yusuf Mansur, dan Arief Rahman.
Dr. Arief Rahman, pendidik dan besan Foke: “Dia (Foke) harus menang. Nggak boleh kalah,” katanya berapi-api pada suatu hari sambil mencuri start kampanye. (lensaindonesia.com, 22/7).
Fahmi Albuqorih, ustad dan simpatisan Foke: “Kalau Jakarta dipimpin non Muslim, maka bisa saja Jakarta seperti Padang, yang dilanda gempa dan banjir bandang seperti saat ini,” kata ustad Fahmi di hadapan Foke di Masjid Al-Muttaqin, Kemayoran, Jakarta, Jum’at (27/7). (Kompasiana.com, 28/7).
Rhoma Irama, pedangdut dan simpatisan Foke: "Dosa besar jika ibu kota dipimpin Cina Kristen". (wawancara news.fimadani.com, 8/9).